Membangun Citra Merek
(Brand Image)
Membangun citra merek
(brand image)Saat ini dalam membeli suatu produk, pelanggan tidak hanya melihat
dari harga dan kualitas saja,
namun, juga dari brand image atau citra dari merek itu sendiri. Image menurut
Aasel (2003:153) diartikan sebagai “Total preception of the object that is
fomed by processing information from various sourves overtine.” Maksudnya,
presepsi total dari suatu objek yang dibentuk dari berbagai sumber sepanjang
waktu. Brand image itu sendiri dapat diartikan sebagai “The set of beliefs
consumers hold about a particular brand” (Kotler et al., 2002:770) maksudnya,
brand image adalah sejumlah kepercayaan yang dipegang oleh konsumen mengenai
suatu merek. Itu berarti setiap pelanggan dapat memiliki brand image yang
berbeda karena masing-masing pelanggan tersebut membentuk kesan tertentu
terhadap suatu merek. Kesan tersebut dapat timbul setelah pelanggan melihat,
membaca, atau merasakan sendiri sebuah merek produk atau jasa. Dengan demikian,
brand image secara tidak langsung mempunyai kaitan erat dengan pikiran
konsumen. Setiap perusahaan berusaha
semaksimal mungkin untuk menciptakan sebuah brand image yang positif atas
produk layanan agar nama perusahaan dan merek perusahaan, agar dapat diterima
dan dikenal dengan baik oleh masyarakat. Menurut Keller (2003:8), brand
image yang positif dapat diukur melalui tanggapan konsumen tentang asosiasi
merek, yang meliputi: 1. Favourability of brand associations (keuntungan dari
asosiasi merek) Konsumen percaya bahwa suatu merek memberikan atribut dan manfaat
yang memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga terciptalah suatu
sikap yang positif terhadap suatu merek. Favourable mengarah pada kemampuan
merek tersebut untuki mudah diingat oleh konsumen. Yang termasuk dalam kategori
favourable ini antara lain: kemudahan merek produk untuk diucapkan, kemampuan
merek untuk tetap diingat 4 oleh konsumen, juga kesesuaian antara kesan merek
di benak konsumen dengan image yang diinginkan perusahaan atas merek yang
bersangkutan. 2. Strength of brand associations (kekuatan dari asosiasi merek)
Kekuatan dari asosiasi merek ini tergantung pada bagaimana informasi masuk
dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data
sensoris di otak sebagai bagian dari brand image. Yang termasuk dalam kategori
strength ini adalah: penampilan fisik produk, fungsi semua fasilitas dari
produk, harga produk maupun penampilan fasilitas dari produk yang bersangkutan.
3. Uniqueness of brand associations (keunikan dari asosiasi merek) Agar merek
dapat menimbulkan asosiasi yang kuat dalam pikiran konsumen, maka merek
tersebut harus unik dan menarik. Sehingga merek tersebut memiliki nilai yang
dapat menciptakan sebuah keunggulan kompetitif yang stabil melebihi pesaingnya.
Yang masuk dalam kategori uniquee ini adalah: variasi layanan yang bisa
diberikan oleh sebuah produk, variasi harga dari produk yang bersangkutan,
maupun difrensiasi dari penampilan fisik sebuah produk.
Konsep Produk adalah berasaskan kepada prinsip
bahawa pengguna akan menghargai dan lebih mengutamakan produk yang menawarkan
kualiti, prestasi dan ciri-ciri inovatif yang terbaik. Untuk itu, industri akan
memberi lebih tumpuan kepada merekacipta produk yang berprestige – mempunyai
attribute dan value yang terbaik dalam kelasnya yang tersendiri - serta
menyempurnakan pengeluarannya walaupun dengan kos yang tinggi. Segmen pasaran
dan pengguna sasaran adalah terpilih kerana ciri-ciri produk yang spesifik
serta harga tawaran yang tinggi. Sementara keuntungan pula tidak diasaskan
kepada volume jualan, sebaliknya ia ditentukan melalui margin keuntungan yang
telah ditetapkan.
Bagaimana pun, disebabkan terlalu committed terhadap
usaha mengadakan kualitas dan inovasi produk, industri yang berorientasikan
konsep pemasaran ini cenderung tidak memperhatikan trend sebenar pengguna di
pasaran. Produk yang dikeluarkan kadangkala mengalami kesulitan dalam pemasaran
kerana faktor-faktor persekitaran pasaran yang sering terlepas pandang seperti
timing, perubahan kuasa belian pengguna dan persaingan produk.
Ketika membeli sebuah produk,
umumnya orang ingin mendapatkan dan merasakan manfaatnya secara langsung. Nah, inilah yang disebut dengan daya tarik rasional. Dengan kata lain,
produk menawarkan berbagai macam atribut, manfaat dan
kegunaan praktis yang dibutuhkan oleh konsumen. Dengan atribut dan manfaat
produk tersebut, konsumen mempunyai alasan yang kuat untuk membeli produk
berdasarkan pertimbangan yang logis.
No comments:
Post a Comment